Friday, July 10, 2015

Christie, Agatha. THE HOLLOW (Rumah Gema).

"Aku benci Lubang menakutkan di balik hutan kecil itu.
Tepinya di lapangan di atas diperciki darah merah.
Karang yang beralur merah meneteskan darah yang mengerikan.
Apapun yang ditanyakan di situ, selalu dijawab oleh suatu Gema di sana dengan kata 'Kematian'."


(Kutipan sajak Tennyson, direcite oleh Hercule Poirot)

Tahun terbit: 2012 (cetakan ke-empat)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi: Paperback, bahasa Indonesia
"Genre": Mystery, Crime, Hercule Poirot Mystery

Orang-orang sering berkumpul di The Hollow, rumah tinggal pasangan Sir Henry dan Lucy Angkatell untuk menghabiskan akhir minggu. Ada pasangan John dan Gerda Christow, Edward Angkatell, David Angkatell, Henrietta Savernake, dan Midge Hardcastle. Berkumpulnya mereka di The Hollow sedikit banyak membawa kesan mengenang masa lalu, antara lain masa-masa indah di Ainswick - rumah besar di mana sanak-dan-sepupu Angkatell berkumpul.

Di hari-hari akhir minggu yang dihabiskan pada kesempatan yang diceritakan di buku ini pun tidak jauh berbeda dari kesempatan berkumpul sebelumnya, meski kali itu sang nyonya rumah mengundang Hercule Poirot - yang menyewa sebuah pondok kecil di dekat daerah situ - pada suatu kesempatan makan siang, sehingga diharapkan dengan itu dapat hadir suasana yang berbeda. Namun ternyata, selain Hercule Poirot juga ada Veronica Cray, tamu lain yang datang di suatu malam saat semua sedang berkumpul, bisa dibilang tidak diundang - tapi juga menghadirkan kenangan masa lalu untuk salah satu dari yang berkumpul di The Hollow. Tapi siapa yang menyangka, bahwa sebuah adegan kematian pun ditampilkan, dan mereka yang berkumpul di The Hollow adalah aktor dan aktrisnya, dan untuk Hercule Poirot-lah adegan itu ditampilkan.
Poirot sekali lagi memandangi orang yang sudah meninggal itu. Ia masih saja punya kesan bahwa orang yang sudah meninggal itu lebih hidup daripada orang-orang yang masih hidup.

Dame Agatha Christie memang sepertinya dinobatkan sebagai Queen of Crime karena cara menyajikan dan meramu misteri kasusnya sangat menarik dan menggigit, seolah setiap kasus punya hal yang digambarkan tersirat dan harus dipecahkan apa maksudnya, seperti yang ditunjukkan oleh petikan yang saya blockquote di atas. Bikin penasaran nggak sih ngebaca kalimat kayak gitu?
 


Kesan lain yang perlu dicatat kalau membaca kisah misteri karangan Agatha Christie, adalah dari cara penceritaan yang seolah-olah mengajak pembaca untuk lebih duluan "mengenal" tokoh-tokoh yang terlibat dibanding detektifnya, yang dalam kasus ini adalah Hercule Poirot ♥. "Keharusan" untuk membaca penceritaan tentang tokoh-tokoh yang terlibat, baik aktivitas mereka atau sudut pandang mereka, seringkali perlu "disikapi dengan sabar" karena semua itu lah yang nantinya akan menggiring ke misterinya yang juicy (eh...). Akan tetapi, dalam kisah The Hollow ini, saya mendapati bahwa "penggiringan" yang membawa saya mengikuti sejumlah keseharian sekaligus "konten pribadi" (maksudnya yang dipikirkan dan dirasa #ea) tokoh-tokoh ceritanya disajikan secara menarik dan nggak butuh usaha keras untuk menyabarkan-diri membacanya.

Memang sih, di bagian awalnya, gambaran pemikiran dan perasaan yang menggeluti sejumlah tokoh yang masing-masing dipisahkan dalam bab yang berbeda terasa agak membingungkan, soalnya saya sebagai pembaca merasa kurang tahu bagaimana cara meng-intisarikannya saat cerita terus berkembang agar saya lebih paham soal dinamika yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Meski demikian, kisah The Hollow tetap membuat penasaran, apalagi setelah kasus kejahatannya sudah "tampil", dan kita bisa mulai mengikuti om Hercule menata detil-detil dari bukti-bukti maupun sifat-sifat dan konflik tokoh yang terlibat untuk memecahkannya secara cemerlang ♥.

Dinamika yang terjadi secara intrapersonal dan interpersonal yang disajikan dalam The Hollow ini termasuk menarik dibaca, dan juga mengecoh - karena saya benar-benar (lagi-lagi) nggak bisa menebak kebenarannya sampai akhirnya diutarakan oleh Hercule Poirot. Padahal sebenarnya Madame Christie sudah menyiratkan suatu poin pemecahan kasus dari uraian penceritaannya, yang bahkan sampai semacam diulang-ulang - tapi saya baru ngeh setelah semua dibeberkan #.... haha ya memang salut hormat untuk Ratu Misteri dan Detektif Poirot tersayang (#...). Perkembangan pribadi dan relasi sejumlah tokoh yang mengundang simpati juga bisa ditemukan dalam kisah ini, di mana saya mendapatinya terutama di tokoh Midge Hardcastle dalam penggambaran tentang perasaan terpendamnya serta perjuangan hidupnya terlepas dari hubungan kerabatnya dengan Angkatell yang sebenarnya nggak mengharuskannya hidup susah. Saya senang dan lega melihat perkembangan yang dialaminya sepanjang cerita. Bisa dibilang, setelah dipikir-pikir, Dame Agatha Christie memang juga piawai membuat kisah-kisah "romansa/tragedi antar-insan", ya, misalnya seperti yang ada di cerita Sad Cypress (promosi dong).

Kembali lagi ke soal pemecahan misterinya, meskipun kisah The Hollow ini melibatkan banyak orang, tidak terdapat pertemuan pemaparan kebenaran yang dipandu oleh Hercule Poirot seperti yang biasanya ditemukan di kisah misteri Poirot yang lainnya. Namun, saya tetap merasa terkesan dengan cara penyelesaian misterinya, melihat bagaimana pada akhirnya Poirot datang di momen yang pas dan semua disimpulkan dengan rapi tetap merupakan suatu pengalaman membaca yang win bangeet dan selalu bikin nagih untuk membaca petualangan menarik Poirot lainnya.
"Pergilah, anakku," kata Poirot dengan halus. "Tempatmu adalah di tengah-tengah yang hidup. Aku akan tinggal di sini, bersama yang mati."

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to Top