Friday, September 22, 2017

Christie, Agatha. MURDER IS EASY - Misteri yang Mengecoh dengan Mudahnya, seperti Si Pembunuh.

"Apakah Anda yakin bahwa Anda tidak mengkhayal?" tanya Luke dengan lembut.
"Oh, tidak." Dia menggeleng dengan yakin. "Pertama kali mungkin, tapi pada peristiwa yang kedua, atau yang ketiga, atau yang keempat, tidak lagi. Sesudah sekian kali, saya jadi yakin."
Luke bertanya,
"Apakah maksud Anda - eh - telah terjadi beberapa kali pembunuhan?"
Dengan suara tenang yang lembut dia menyahut,
"Bahkan banyak sekali."
(hlm. 18)

Penulis: Agatha Christie
Tahun terbit: Mei 2017 (Cetakan ke- delapan)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Edisi: Paperback, bahasa Indonesia
"Genre": Crime, Mystery

Karena Ada Kesan dan Prasangka
Lama tidak membaca buku, dan pada suatu kunjungan ke Java Mall yang berketepatan dengan diadakannya bazaar bertema "back to school" dan lapak diskon buku Gramedia juga di sana, saya pun akhirnya dipertemukan dengan buku ini. Dari judul dan cover saja semua sudah mengundang dan menggelitik "insting" membaca saya, lebih-lebih ketika membaca blurb di belakang buku yang makin membuat penasaran. Tidak menampilkan tokoh Hercule Poirot atau Miss Marple sebagai sosok detektif ciptaan Dame Agatha yang paling populer, tapi punya premis yang menarik untuk "berdiri sendiri" dan membuat saya langsung tidak pikir panjang untuk membelinya.

Dari awal kita sudah dipersilakan untuk mengikuti tokoh "utama" kita yaitu Luke Fitzwilliams saat ia sedang berada di kereta api menuju London sepulang tugasnya sebagai detektif polisi di Teluk Mayang (mana sih ya itu...). Luke memutuskan untuk duduk di dekat seorang wanita yang sudah berumur, dan mengingatkannya pada Bibi Mildred-nya. Si wanita tua, tanpa diduga menyatakan bahwa ia akan menemui polisi di Scotland Yard untuk melaporkan adanya pembunuhan berantai di desanya, Wychwood-under-Ashe. Well, will you believe that? Gimana sih "prasangka" kita sama (maaf) perempuan yang udah berumur, udah sepuh, dan yang kalau cerita sebaiknya di-iya-in biar seneng? Gimana dong kalau beliau bilang soal keyakinannya terhadap adanya pembunuh yang sudah banyak sekali melakukan aksinya, tapi sosok pembunuh itu bukan orang yang akan mudah dipercaya sebagai pembunuh?


Mulanya Luke Fitzwilliams juga mengira seperti itu, mungkin saja anggapan perempuan sepuh yang ternyata bernama Pinkerton itu cuma khayalan. Saat esok harinya berita mengabarkan kematian Miss Pinkerton dan orang yang sebelumnya wanita itu duga menjadi korban berikutnya, maka Luke pun terdorong untuk menyelidiki kebenaran dari kebetulan itu. Jika Miss Pinkerton benar, maka berarti ada sesosok pembunuh yang telah dengan mudahnya melakukan banyak sekali pembunuhan. Dengan bantuan temannya Jimmy Lorrimer yang ternyata sepupu dari Bridget Conway, seorang sekretaris di Ashe Manor, Luke pun berangkat ke Wychwood-under-Ashe.

Didukung dengan kisah latar-belakang bahwa dirinya sepupu Bridget yang sedang menulis buku tentang takhayul-takhayul zaman dulu, Luke pun bisa mencari informasi tanpa langsung menimbulkan kecurigaan di desa kecil itu. Calon tersangka pun terbatas jumlahnya, karena di desa itu hanya ada sedikit orang, dan semua orang pun saling mengenal satu sama lain. Benarkah ada pembunuh berdarah dingin di antara mereka?

Mudah Melibatkan, namun Tetap Sulit Ditebak 
Saya harus bilang bahwa saya sangat menikmati membaca buku ini dan mengikuti kisahnya karena sukses membuat saya merinding-merinding disko dan super penasaran dan super terkesan sama bagaimana akhirnya semua misteri terkuak. Ini cerita misteri Dame Agatha yang terbilang nggak memerlukan banyak "kesabaran" untuk bisa mengikuti banyak-banyak kisah latar belakang untuk mem-build-up konflik. Kita akan mengikuti cerita dengan alur maju, lebih banyak mengikuti bagaimana upaya Luke Fitzwilliams mengumpulkan petunjuk dan keterangan orang-orang dan berusaha merangkai semua informasi yang bisa didapat.

Akan ada cukup banyak karakter yang ditemui, mayoritasnya adalah warga desa Wychwood (melalui Luke tentunya). Mengingat ada cukup banyak karakter, saya kurang memiliki simpati kuat sih dengan karakter manapun di buku ini termasuk Luke, meskipun Luke punya sifat yang secara umum baik dan terhormat. Cerita ini juga menampilkan tokoh Komisaris Battle meskipun tidak secara dominan, dimana beliau ternyata juga muncul di beberapa judul cerita lain dan pernah terlibat kasus yang sama juga dengan Hercule Poirot tepatnya di Cards on the Table (saya juga udah baca dan menurut saya ceritanya baguuus banget juga, semoga bisa nulis reviewnya).

Jenis "bagus"nya Murder is Easy ini beda dengan bagusnya cerita Sad Cypress yang sukses membuat saya bersimpati besar pada tokohnya. Bagi saya kekuatan buku ini lebih ke "misteri"nya itu sendiri, soal gimana akhirnya bisa menemukan orang yang telah membunuh dengan gampangnya dari sekian banyak orang yang berkesan 'nggak menjanjikan', seperti halnya latarnya yang cuma desa kecil. Sensasi khas cerita misteri yang gak pernah basi dengan banyak bagian yang menggiring kita untuk curiga ke sesuatu, tapi terus kalau dipikir-pikir lagi nggak cocok juga mencurigainnya, disajikan dengan cara yang membetahkan untuk terus mengikuti sampai pemecahannya. Lebih khusus lagi, cerita ini menyajikan misteri yang "menggoda" pembaca dengan mengeksplorasi premis mengenai sosok pembunuh, yang kemudahannya untuk membunuh disebabkan karena bagaimana sosoknya dipandang di kehidupan sehari-hari.

Orang yang bersangkutan pastilah seseorang, bagi siapa suatu tuduhan adalah sesuatu yang tak masuk akal, dan lebih-lebih suatu soal yang serius. (hlm. 200)

Jujur aja saya juga masih payah untuk bisa menerka-nerka siapa pelakunya dari semua sesi pertemuan Luke dengan para warga ataupun dari kejadian yang mengikuti. Well, tapi saya nggak menyesal sih menjadi pembaca-clueless karena sensasi mindblowned, nggak percaya, dan dumb-foundednya sama bagaimana ceritanya berprogres jadi lebih berasa. Dari biasanya saya suka agak malas untuk baca cerita yang nggak ada karakter Poirot/Marple in the sense saya bakal lebih mendahulukan baca yang ada Poirot/Marple, Murder is Easy ini ternyata cerita yang super engaging dan ditulis dengan pinternya (well, as ALWAYS) sampai plot-twistnya bisa berasa berlapis gitu ='))

Murder is Easy ini cocok buat kamu yang pengen baca misteri yang build-up nya gak ribet TAPI tetep nampol pemecahannya dengan twist yang bisa bikin merinding disko... simply because how indeed murder is easy, especially for the murderer... A___A Buat yang pengin coba-coba kenalan dengan kebrilianan cerita misteri Agatha Christie, buku ini patut dipilih untuk menjanjikan kamu misteri yang kasih paket lengkap sensasi tegang, merinding disko (bukan karena hal supranatural, no), dan super mindblowned or satisfyingly dumb-founded. I know I keep repeating those impressions I have just because... YOU SHOULD READ IT TOO! Buruan baca deh, saya pengin tahu gimana kesan kamu kalau sudah baca juga :)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to Top