Thursday, August 22, 2013

Christie, Agatha. HERCULE POIROT'S CHRISTMAS.

“Laki-laki tua yang lemah seperti ini, begitu kurus, kering—tetapi dalam kematiannya—begitu banyak darah...”

Suara Hercule Poirot menghilang.

Si tua Simeon Lee mengundang seluruh keluarganya untuk bersama-sama merayakan Natal di Gorston Hall. Dia menciptakan hiburan bagi dirinya sendiri dengan mempermainkan nafsu serakah mereka. Permainan ini ternyata mengusik kekuatan dan nafsu terpendam yang akhirnya membawa kematiannya.

Hercule Poirot menghadapi kasus pembunuhan yang direncanakan dengan sangat cermat dan dilaksanakan dengan brilian, tetapi... ada terlalu banyak darah!
(source)
Tahun terbit: 2013
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Edisi: Paperback, bahasa Indonesia, cover baru
"Genre": Mystery, Crime, "Mindblowing"

Yow, meskipun setengah alasan saya memasang sinopsis di belakang bukunya untuk mengawali penggambaran isi bukunya adalah karena saya lagi rada males, tapi setengah alasan lainnya adalah karena buat saya sinopsis ini sudah cukup mewakili apa kasus/misteri yang diceritakan di sini, yang omong-omong, merupakan salah satu dari kasus-kasus terbaik yang dipecahkan oleh Hercule Poirot berkat kecemerlangan sang Queen of Crime 8DD

Yup, yang terbunuh adalah si tua Simeon Lee yang seumur-umur hidup memang bawaan sifatnya adalah seorang “petualang” yang jatuh pada sifat menyakitkan hati dan menyebalkan (sama aja ding) di hari-hari tuanya dalam caranya mencari “hiburan”. And by saying “menyakitkan hati”, maksudnya bahkan pada keluarganya sendiri, dari mulai gimana dahulu beliau menyakiti hati istrinya dengan teteup “bertualang” dengan wanita-wanita lain, terus dari bagaimana dia menganggap semua anak-anak lelakinya “tidak berguna” – intinya memberikan alasan masing-masing bagi semua anak lelakinya untuk menyulut amarah terhadapnya… dan parahnya puncaknya terjadi ketika Simeon Lee ini mengumpulkan seluruh keluarga (dan beberapa orang tambahan A___A) untuk “pesta Natal” yang beneran pakai tanda petik. He purposely creates a very tense atmosphere in his Christmas party that lead to his bloody death. Dan siapa yang sangka bahwa lelaki seperti dia bisa mengeluarkan begitu banyak darah… Ahaha jangan penasaraan A___A (PLAK)



Nah, setelah mengejutkan semua yang datang di kediaman Lee karena kematian sang Tuan Besar, yang tersisa pun adalah pertanyaan dan kecurigaan yang menghantui di antara keluarganya, bahwa kalau begitu siapakah yang telah membunuh si tua yang diam-diam mereka kenai amarah dan kebencian masing-masing? In short, a very much ugly situation, dan akhirnya atas undangan salah seorang anggota keluarga, Hercule Poirot kembali berusaha menemukan kebenarannya… di antara segala kemungkinan yang mungkin terjadi bahwa pada situasi yang tepat memang siapa saja bisa membunuh si tua Simeon Lee A___A (OI EMOTNYA).

Novel ini saya baca setelah Sad Cypress, dan bisa dibilang atmosfernya yang terasa lebih “pekat” di sini adalah ketegangannya >< yang bahkan saya bisa bilang sangat sangat sangat terasa dalam kubangan perasaan bertanya-tanya bin penasaran soal bagaimanakah kebenaran yang sebenarnya sampai pada titik pengungkapannya oleh Hercule Poirot yang mengesankan, ugh >< Poirot sekali lagi menggambarkan berhasilnya pendekatan-pendekatan secara psikologis (uhuk) untuk mengungkapkan kebenaran xDb ‘ere, ini kutipan perkataan Poirot yang semacam menjadi the base of truth, sort of…
“Jadi begitulah, Almarhum merupakan fokus atau pusat misteri ini! Kita harus melihat lebih jauh ke dalam hati dan pikiran Simeon Lee, dan apa yang ada di sana. Karena manusia tidak hidup sendiri dan mati tanpa kaitannya dengan yang lain. Apa yang dia punya diwariskannya – kepada keturunannya…

“…Ini adalah suatu kriminalitas darah. Di dalam darah. Darah Simeon Lee sendirilah yang naik melawan dia…”
Udah daripada penasaran dan sok duluan menduga-duga hanya gara-gara kutipan yummy di atas mendingan segeralah baca A____Ab

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to Top